Our Blog

Bentrok Kavaleri

Mengapa Angkatan Bersenjata Mesir memutuskan serangan dadakan ke Israel?

Salah satu pertempuran sengit dalam perang Yom Kippur pada 6-15 Oktober 1973 adalah duel pasukan Kavaleri Mesir dan Israel di Gurun Sinai. Duel yang melibatkan 1.000 tank Mesir dan 800 tank Israel itu merupakan perang Kavaleri terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Perang Yom Kippur dimulai dengan serangan dadakan Mesir ke kawasan Israel, khususnya pertahanan terdepan Israel, Barley Line, yang berada di Terusan Suez. Pasukan Mesir yang terdiri dari sejumlah divisi infanteri dan kavaleri dalam serbuan yang dilancarkan pada 6 Oktober 1973 itu dari segi strategi dan persenjataannya lebih matang.

Pengalaman perang enam hari pada 1967 yang mengakibatkan kekuatan udara dan divisi kavalerinya porak-poranda, telah membuat Mesir lebih waspada dan siap.

Menghadapi tank-tank Israel, satu dari tiga tentara infanteri Mesir menyandang roket antitank, RPG atau rudal antitank yang sudah dipandu laser, yang disebut Sangger. Rudal antipesawat temper buatan Soviet, SAM, juga digelar Mesir di sepanjang perbatasan dan sewaktu-sewaktu bisa dipindahkan sesuai dengan kawasan yang telah diduduki.

Posisi pasukan Mesir yang mengalir menuju terusan Suez juga lebih menguntungkan karena berada di ketinggian sehingga pasukan Mesir bisa lebih leluasa melancarkan gempuran ke benteng Barley Line. Tembakan gencar dari 1.000 meriam artileri, ribuan mortir, dan senjata antitank dilepaskan. Dalam waktu 15 menit, pertahanan Israel di Berlev Line yang tak siap menghadapi gempuran dahsyat itu pun goyah.

Gelombang serangan pasukan tank Mesir yang datang tiba-tiba itu membuat pasukan tank Israel kurang siap dan mulai terdesak. Apalagi, pasukan Mesir yang terus mendesak maju telah menemukan cara yang ampuh untuk meruntuhkan barikade setinggi 18 meter yang dibangun Israel.

Untuk menghancurkan barikade tembok berpasir itu, pasukan Zeni Mesir cukup mengerahkan kanon-kanon air bertekanan tinggi. Senjata yang berasal dari Jerman itu bukan berasal dari bahan peledak, melainkan air bertekanan sangat tinggi, seperti air bah.

Setelah barikade pasukan pasir Israel dihancurkan pasukan Zeni Mesir, pasukan infanteri Israel yang kocar-kacir akhirnya memilih mengundurkan diri menuju Gurun Sinai. Benteng Barley Line pun jatuh.

Mesir yang telah lama menunggu kesempatan merebut kembali Sinai, segera meluncurkan tank-tank kavaleri dan zeni amfibi menyeberangkan ribuan pasukan ke seberang Terusan Suez lalu terus melaju ke gurun Sinai sejauh 15 km.

Gerak maju pasukan Divisi Infanteri 2 Mesir sangat terbantu oleh kepiawaian pasukan Zeni Mesir yang membangun jembatan apung dalam waktu dua jam di atas perairan Terusan Suez. Dengan begitu, lebih dari 1.000 tank dan 90.000 pasukan Mesir telah berada di Gurun Sinai. Mereka tinggal menunggu perintah untuk melaju ke Israel.

Gempuran Mesir untuk menerobos Terusan Suez dan masuk ke gurun sukses memicu euforia pasukan Mesir. Seperti analisis para jenderal Mesir, sebenarnya telah memperkirakan sebanyak 30.000 tentara Mesir akan tewas dalam upaya merebutTerusan Suez. Namun, dalam operasi dua hari yang gemilang itu pasukan yang gugur hanya 208 orang.

Selain itu, pasukan tank yang berada di Terusan Suez sebenarnya sudah melancarkan serangan balasan terhadap tank-tank dan infanteri Mesir yang terus bergerak maju. Namun, berkat senjata antitank berkomando laser, pasukan Mesir merontokkan ratusan tank Israel.

Mendapat sergapan yang mematikan itu, pasukan tank Israel akhirnya memilih mundur. Dua hari pertama dalang perang Yom Kippur, pasukan Mesir benar-benar telah meraih kemenangan dengan gemilang.

Pada hari ketiga, dua brigade tank dan satu batalyon infanteri Israel mencoba serangan balasan. Akan tetapi, pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Kavaleri Adan itu terpaksa ditarik mundur karena tak sanggup menghadapi rudal-rudal antitank. Gempuran Israel untuk mengusir pasukan tank dan infanteri Mesir di Sinai berlangsung 9-13 Oktober.

Namun, kali ini pasukan Mesir yang dihadapi oleh Israel bukan pasukan lemah seperti pada perang enam hari tahun 1967. Berkat senjata tempur canggih yang disuplai Uni Soviet dan pasukan terlatih, pasukan kavaleri dan infanteri Israel sempat dibuat babak belur. Kekuatan udara Israel yang biasanya merajai pertempuran juga dibuat tak berkutik berkat kehadiran rudal-rudal SAM Mesir yang digelar di Sinai.

Kekuatan pasukan Mesir yang digelar di Gurun Sinai berasal dari Korps Tentara Kedua yang terdiri dari Divisi Infanteri, Divisi Mekanis, Divisi Kavaleri, Divisi Artileri Medan, dan Resimen Zeni. Jika dihitung, jumlah total pasukan yang dikerahkan 800.000 personel.

Sedangkan, jumlah persenjataannya sekitar 2.400 tank, 2.400 kendaraan angkut, 1.120 meriam artileri, 690 pesawat tempur, 161 helikopter, dan 104 kapal perang.

No comments:

Post a Comment

Darwin Darkwin Designed by Templateism | Copas Tamplate Orang Copyright © 2015

Theme images by richcano. Powered by Blogger.